MADU PUISI

Puisi Mugya Syahreza Santosa


 

MADU PUISI

Lebah-lebah yang terbang dari jantungmu,
kini mencari sari-sari kata
yang kehilangan makna.
Sebab angin telah mengaburkan tafsir
dan mematahkan keberanian
dalam menyusun sepi jadi rima tanggung ini.


Lidah diksiku
hanya sebatas menjilati rasa perih
di masa lalu.


Alangkah manis yang menetes dari puisi
sebatas umpama,
tak akan ke mana bisa pergi
selain berhenti dan bunuh diri
pada akhir tanda bacanya.


Kadang aku cecap madu dalam puisi
untuk meruntuhkan keraguanku pada waktu.
Jadi untuk apalagi
aku berguru pada bunga luka?
Selain memanipulasi diri jadi duri
bersiap membutakan mata
yang mengelupas-paksa dirinya.


2014
Mugya Syahreza Santosa

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "MADU PUISI"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel